Selasa, 20 Juni 2017

Jawaban dari ujian Soal-soal Filsafat Pendidikan Matematika

Filsafat Matematika dan Pendidikan Matematika: Jawaban dari ujian Soal-soal Filsafat Pendidikan Matematika

1.      Ontologi Matematika dan Contohnya

Ontologi Matematika
Ontologi adalah sebuah pengkajian filsafat yang membahas tentang adanya sesuatu, inti kenyataan yang ada, hakikat sesuatu obyek konkrit maupun yang tidak dapat diwujudkan dalam bentuk perbendaan. Dalam pembahasan matematika, ontologi matematika adalah pengkajian tentang ilmu matematika untuk menerangkan keberadaan hakikat matematika. Dapat pula dikatakan mempelajari tentang hakikat dari obyek matematika. Terdapat beberapa aliran dalam memahami ontologi matematika, diantaranya Immanuel Kant dengan aliran logistik yakni matematika merupakan cara logis (logistik) yang salah atau benarnya dapat di tentukan tanpa harus melalui dunia empiris.

Contoh ontologi matematika adalah ilmu matematika mempunyai aksioma, dalil, teorema yang mana hal ini dapat dibuktikan melalui pembuktian yang logis, terstruktur dan sistematis.

2.      Epistemologi Matematika dan Contohnya

Epistemologi Matematika
Epistemologi merupakan pengkajian mengenai bagaimana cara atau proses mendapatkan suatu pengetahuan yang mencakup cara dan arah berfikir manusia untuk mencapai suatu kebenaran. Menurut Jacques Martain tujuan dari epistemologi adalah menemukan syarat-syarat yang memungkinkan seorang tahu. Dalam kajian epistemologi matematika dapat dimaknai fikiran reflektif untuk mengetahui proses mendapatkan pengetahuan matematika, yang menilai sumber kebenaran matematika maupun syarat yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan matematika yang benar.

Contoh epistemologi matematika adalah proses pembuktian aksioma, dalil dan teorema. Dengan menunjukkan  pembuktian tersebut dapat diketahui kebenaran dari aksioma, dalil dan teorema tersebut.

3.      Aksiologi dan Contohnya

Aksiologi Matematika
Aksiologi merupakan pengkajian filsafat yang membahas bagaimana seorang manusia menggunakan ilmunya, hal ini sangat dipengaruhi oleh kandungan nilai sebagai pertimbangan, yakni nilai etika yang mencakup perilaku manusia terhadap lingkungannya dan estetika yang mencakup keindahan manusia terhadap lingkungannya. Dalam pembahasan aksiologi matematika mempunyai pengertian ilmu matematka dipandang sebagai ilmu yang terikat dengan nilai sehingga hasil pemikiran matematikawan memberikan kontribusi perubahan bagi kehidupan sehingga ilmu tersebut dapat dimanfaatkan oleh manusia lain.

Contoh aksiologi matematika adalah metode numerik yang dimanfaatkan ilmu teknologi elektronik dalam menjalankan program komputer.

4.      Ontologi Pendidikan Matematika dan Contohnya

Ontologi pendidikan matematika dapat diartikan sebagai pikiran sadar yang tidak terlihat langsung dalam memahami obyek matematika guna mengetahui hal tersebut benar adanya dan apa adanya. Contoh ontologi pendidikan matematika adalah adanya jalinan komunikasi antara guru dan peserta didik di kelas matematika, potensi diri yang dimiliki siswa dalam mengidentifikasi setiap permasalahan.

5.      Epistemologi Pendidikan Matematika dan Contohnya

Epistemologi pendidikan matematika merupakan refleksi pemikiran yang merumuskan syarat terpenuhi pengetahuan matematika, atau dengan kata lain pengkajian tentang bagaimana pengetahuan matematika tersebut bisa di dapatkan. Contoh epistemologi pendidikan matematika adalah metode pengajaran saintifik, yang membangun tahapan dasar yang di kembangkan menjadi sebuah pengetahuan matematika yang utuh dalam batas yang diinginkan.

6.      Aksiologi Pendidikan Matematika dan Contohnya
Aksiologi pendidikan matematika merupakan pengkajian secara filsafatis yang mengkaji tentang nilai guna yang terkandung dalam matematika sehingga obyek yang dipelajari dapat menghasilkan manfaat bagi siswa. Contoh aksiologi pendidikan matematika adalah mengajarkan sikap teliti dalam setiap permaslalahan yang dihadapi.

7.      Hermenitika Matematika dan contohnya

Hermenitika matematika
Hermenitika merupakan sebuah bidang subdisiplin teologi yang mengkaji tentang otentikasi dan penaafsiran teks. Menurut Zygmunt Bauman hermeneutika berkaitan dengan upaya menjelaskan dan menelusuri pesan dan pengertian dasar dari sebuah ucapan atau tulisan yang tidak jelas, kabur dan kontradiksi sehingga membuat pembaca kebingungan. Dalam kaitannya herminitika matematika dapat dipandang sebagai interpretasi makna dalam setiap pemecahan masalah yang disuguhkan melalui proses epistemologi kebenaran matematik.

Contoh hermenitika matematika adalah dilakukan oleh Thales. Ia merumuskan teorema atau proposisi yang kemudian diperjelas oleh euclid dan sebelum munculnya Phytagoras dalam membuat bilangan. Contoh lain phytagoras dalam pembuktian matematis 2 sebagai bilangan irrasional.

8.      Hermenitika pendidikan matematika dan Contohnya
Herminitika pendidikan matematika merupakan analisis atau penafsiran matematika guna mendapatkan penjelasan sehingga mendapatkan pemahaman yang berkesinambungan. Contoh hermenitika pendidikan matematika adalah pengembangan bahan ajar mata pelajaran matematika dalam rentan waktu yang terstruktur dan terarah.

9.      Phenomenologi Matematika dan Contohnya

Phenomenologi matematika
Phenomenologi merupakan bagian filsafat yang mengkaji mengenai pengalaman atau kesadaran yang hal ini didasari pada sebuah fenomena nyata yang terjadi baik yang telah terjadi maupun yang mungkin terjadi. Phenomenologi matematika adalah studi filsafat matematika  yang mendasarkan pada fenomena-fenomena matematika yang terjadi dan yang mungkin terjadi.

Contoh phenomenologi matematika adalah adanya penggunaan penghitungan probabilitas dalam mengungkap keburukan perjudian. Pemberian contoh kasus matematika yang terjadi pada kehidupan sehari-hari.

10.  Phenomenologi Pendidikan Matematika
Phenomenologi pendidikan matematika merupakan pengkajian filsafat dalam proses sadar yang ada pada pendidikan matematika  melalui kejadian nyata atau fenomena. Hal ini mengandung pengertian bahwa matematika di suguhkan dengan obyek dan subyek konkrit sehingga memungkinkan siswa untuk lebih mudah memahami matematika. Contoh  phenomenologi pendidikan matematika adalah proses pembelajaran matematika di kelas antara guru dengan murid dengan memunculkan fenomena matematika..


Daftar Pustaka

www.academia.edu/5536142/ONTOLOGI_-_Revisi
www.eurekapendidikan.com/2014/10/hakikat-epistimologi-dalam-kajian-Filsafat-Ilmu.html?m=1
ainudins.blogspot.co.id/2016/04/aksiologi-pendidikan-matematika.html?m=1
https://powermathematics.blogspot.co.id/2012/10/elegi-menggapai-ontology-of-teaching.html?m=1
https://www.google.co.id/amp/s/niranawastiti.wordpress.com/2016/02/08/peranan-hermenutika-dalam-matematika/amp/
https://plato.stanford.edu/entries/phenomenology/#WhatPhen


Mewujudkan Kebahagiaan dengan Mengetahui Hakikatnya

Refleksi Kuliah (11 April 2017)
Oleh : Muhamamd Mufti Hanafi

Mewujudkan Kebahagiaan dengan Mengetahui Hakikatnya

Bapak Marsigit memulai perkuliahan dengan berdoa dan mengajak mahasiswa untuk berfikir reflektif dengan mengajukan pertanyaan yang ditulis melalui kertas kemudian beliau menjadi cermin reflektif.

Dimulai dari pertanyaan Reinkarnasi
Dalam memandang kehidupan dan cara berfikir orang Barat dengan orang Timur berbeda, dalam perspektifnya, orang Barat dahulu dengan sekarang pun berbeda.  Orang Barat dahulu dalam berfikir berupa lingkaran maju ke depan melancip dengan tiga unsur yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi. Orang Barat sekarang ketiga unsur tersebut disatukan dan menjadi lingkaran panah ke depan dan menuju kepada titik Hedonis. Adapun dunia Timur tetap mempertahankan ketiga unsur yang melingkar tersebut. Semisal dalam unsur tersebut mengandung keterikatan pengulangan, pagi ketemu pagi, siang ketemu siang, malam ketemu malam. Kemudian Bapak Marsigit mencontohkan awal mula kejadian Bumi dalam ilmu geografi yang pada akhirnya bumi berputar dan mempunyai daya lekat secara terus menerus. Dan hubungannya dengan reinkarnasi beliau mengutip perkataan orang India bahwa sebenar-benar reinkarnasi adalah tindakan kita sendiri. Ketika seorang bertindak, berbuat apapun sejatinya dia tengah bereinkarnasi. Jika perefleksi simpulkan seorang akan menerima akibat dari perbuatannya.

Kebetulan
Menjadi permasalahan ketika seorang berhenti pada titik penelitian dan ia merasa puas dalam hal itu, misalnya seorang berhenti pada teori kejadian Bumi namun tidak menyandarkan pada titik keimanan maka seorang bisa terjerumus pada tidak percaya tuhan. Karena penelitian tersebut memberikan dampak tidak akan berhenti pertanyaan yang tak berujung. Seperti mengapa bumi berputar, mengapa saling melekat, sampai pada mengapa ada Tuhan. Maka yang harus ditegaskan adalah teori akal saja tidaklah cukup tanpa bimbingan spiritual keimanan.

Kebahagian
Perspektif kebahagiaan berbeda-beda, orang Barat memandang kebahagiaan tatkala berhasil menemukan, maka itulah ekstasi kebahagiaan tertinggi baginya, sedangkan orang Timur dikatakan kebahagiaan tatkala bisa memberi, agar bisa memberi mempunyai persyaratan. Diantaranya adalah kuasa. Maka perefleksi mendapatkan hikmah motivasi bagi siapapun orang timur agar dapat mengejar kebahagiaan tersebut, termasuk bagaimana mewujudkan persyaratan tersebut.

Teori Kehendak Bebas
Pendapat kehendak bebas berawal dari keterkungkungan. Filsafat merupakan pusat, jika filsafat manusia maka pusatnya adalah manusia, jika pusatnya materialisme maka material adalah pusatnya. Dan sifat pusat adalah menyingkirkan hal yang lain. Jika pusatnya material maka hati-hati karena dapat menyingkirkan hal lain termasuk perihal ketuhanan. Perefleksi mengambil hikmah bahwa hendaknya seorang tidak menggantungkan dirinya pada material semata dan senantiasa mentaati aturan tertinggi yang jika dilanggar mengakibatkan kerusakan sistem.

Terlalu Suka
Hakikat dari terlalu adalah menyederhanakan, hanya fokus pada satu titik, bersifat intensi dan meremahkan hal lain, semisal seorang terlalu suka pada Soto, maka dia sedang menyederhanakan kesukaannya hanya pada Soto, padahal ada Kambing Guling dan Tongseng Kambing dan makna meremehkan adalah ia sedang meremehkan makanan yang lain.

Akhir dari refleksi pada kesempatan ini perefleksi tengah memikirkan bahwa seorang dapat mewujudkan kebahagiaannya manakala ia mengetahui kebahagiaan itu sendiri, baik definisi, latar belakang, unsur-unsur dan hal-hal yang penegasi kebahagiaan. Dan tidaklah hal tersebut diraih manakala seorang tidak mau mempelajarinya. Hal khusus yang perefleksi garis bawahi, jika dalam mencari kebahagiaan dunia seorang rela menghabiskan umurnya namun terkadang tak juga mendapatkan, maka untuk kebahagiaan akhirat tidak ada pilihan lain selain seorang harus memperjuangkannya dengan giat belajar dan mengamalkan syariat yang telah dituntunkan.

Menghadapi Kegagalan

REFLEKSI 3 (kuliah 14 Maret 2017)
Oleh : Muhammad Mufti Hanafi
Menghadapi Kegagalan

Bermula dari sebuah pertanyaan apa sebenarnya makna gagal yang sebenar-benar gagal? Orang yang gagal adalah dia yang kehilangan iman, imannya menurun. Diturunkan lagi adalah tergoda iman. Perlu di ketahui bahwa Iman itu di langit dan godaan itu di bumi. Kegagalan di dunia dapat diartikan tidak terwujudnya rencana. Awalnya seorang merencanakan akan kuliah di ruang A tapi karena ketiduran maka ia telah gagal pada hari itu, seorang yang ingin bertemu dengan A karena ada kegiatan lain maka ia telah gagal bertemu. Semua yang ada di langit itu berstruktur berhirarki, sehingga ketika seorang yang gagal masuk kelas maka semua yang menjadi karakter yang berkaitan dengan dirinya gagal. Pak guru yang gagal masuk kelas maka para siswa pun juga telah gagal bertemu pak guru.

Gagal dalam arti sempit adalah kasus. Siswa gagal ujian, maka pemerintah juga yang menjadi struktur memikirkan ujian nasional pun juga gagal, ujian nasional semua berfikir pada titik itu. Sehingga itu kasus. Maka di dunia ini kegagalan yang sebenar-benar gagal itu tidak ada, gagal yang sebenarnya adalah ketika hilang iman dan turunannya dari itu tergoda iman.

Para ahli ternyata telah merumuskan bahwa struktur berhirarki agar lebih mudah maka di reduksi, semisal ada seorang menyelenggarakan acara berbagi, jika acara berhasil dilaksanakan maka itu sebenarnya kasus, keatasnya atau ke langitnya belum tentu berhasil bisa saja gagal, yakni riya’ dan sikap negatif yang lainnya. Orang yang gagal hidupnya yang masuk neraka. Sehingga apa yang gagal itu adalah hasil reduksi dari apa yang sebenarnya sangat besar. Sehingga di dunia ini kegagalan adalah relatif. Sehingga dalam menghadapi atau merencanakan di dunia jangan perlu di buat sikap-sikap antisipatif agar kegagalan bisa di minimalisir dengan keberhasilan.

Penjelasan selanjutnya adalah jawaban pertanyaan berkaitan Karma; Manusia bisa dilihat dari manapun disebut bersifat multifaset dapat dipandang dari sisi manapun, padahal pandangan itu banyak yang bertentangan satu dengan yang lain, maka sebagaimana kata Imam Syafii bahwa membuat semua orang ridho terhadap suatu amalan seseorang itu mustahil. Jika digambarkan seorang yang berada di jogja jejak kakinya juga hanya ada di jogja saja. Lintasannya akan muter lingkaran itu saja. Manusia hidup juga seperti lintasan, seperti lingkaran yakni seorang perlu berproses dalam mencapai tujuan, namun yang menjadi fenomena saat ini adalah seorang cenderung instan, ingin lurus langsung mendapat apa yang diinginkan. Beda dengan yang bersikap siklik, semisal setiap hari selalu ada matahari terbit, ada matahari terbenam, mengulang dan berputar. Sehingga seorang ketika berbuat sesuatu dia akan mendapat akibatnya, maka karma adalah hukum sebab akibat. Sehingga seorang sebenarnya dituntut untuk senantiasa bersyukur agar menyadari tentang dirinya sendir. Misal seorang lupa memberikan tugas atau tidak berangkat maka dengan bersyukur ia akan sadar peringatan otomatis bahwa dia telah berumur dan instrospeksi diri.
                         
Peran individu dalam kehidupan; Peran universal merupakan jejaring sistemik, masuk dalam ranah ide, dan gagasan adapun fakultas adalah kemampuan. Sehingga seorang yang kuliah sejatinya sedang mencari atau datangi adalah ide dan gagasan dari para dosen para pakar ide. Sehingga sosial, bermasyarakat itu adalah pikiranmu, yang kemudian di tuangkan atau di kenali dengan sifat atau akhlak. Misal sopan santun, merupakan buah dari fikiran.

Sungguh-sungguh itu formal, semisal seorang menggunakan seragam yang menyelisihi yang lain maka kadang di katakan tidak sungguh-sungguh dalam memahami perintah atau aturan. Seorang yang bersungguh-sungguh dalam apa yang sedang di kerjakan maka akan mencapai apa yang direncanakan, semisal teman bapak Marsigit yang suka pergi bermain tatkala yang lain sedang sibuk menyiapkan kelulusan sehingga dia yang tidak sungguh-sungguh akhirnya gagal dalam program master.


Apa perbedaan cita-cita dan angan-angan? Perbedaan cita-cita dan angan-angan adalah bahwa cita-cita berstruktur lebih terukur dan lebih valdi, beda dengan angan-angan. Sehingga cita-cita pasti angan-angan namun angan-angan belum tentu cita-cita. Dan logika hanya ada di fikiran saja. 

Mendewasakan Pikiran

REFLEKSI 2 (kuliah 7 Maret 2017)
Oleh : Muhammad Mufti Hanafi

Mendewasakan Pikiran

Filsafat adalah olah pikir dan berfikir reflektif, mampu melihat pikiran dalam sendiri sehingga seorang mampu menggali potensi pada dirinya sendiri. Sehingga agar berhasil dalam berfilsafat membutuhkan alat untuk merefleksikan yakni orang lain yang berpengalaman, semisal di kelas filsafat, bapak dosen sebagai cermin dalam merefleksikan diri masing-masing. 

Obyek Filsafat; secara ontologis obyek filsafat adalah segala yang difikirkan, baik yang ada dan yang mungkin ada namun jika dikategorikan ada 2 obyek; obyek material yaitu isinya, misal pikiran bapak marsigit dan oobyek formal adalah wadahnya di kelas filsafat.

Pada diri manusia sudah dilengkapi dengan indera yang digunakan sebagai alat, sehingga apa yang di pandang itulah obyek mata, apa yang di dengar itu obyek pendengaran, apa yang di pikirkan maka itu obyek pikiran baik yang ada dan yang mungkin ada, yang mungkin ada dengan cara membandingkan yang sudah ada. Namun terkadang alat indera manusia itu terbatas, sehingga apa yang menjadi obyek pun pasti juga terbatas. Jika telah mengetahui pada pikiran seorang itu terbatas sehingga apa yang difikirkan akan mempunya batas tertentu. Sehingga perlu hati untuk membatasi seorang dalam berfikir, yaitu spiritualitas.

Jika ditanyakan bagaimana cara berfikir filsafat sama saja bagaimana cara berfikir refleksi, agar lebih mudah maka seperti seorang bertanya bagaimana cara mendengar, bagaimana cara memandang. Dari perumpamaan ini maka ada aturan pada masing-masing subjek, misal aturan dalam pandangan mata, ada seorang yang membuka aurat maka wajib untuk memalingkan pandangan, karena jika tetap saja melihat maka menjadi tidak sopan, begitu pula dengan pikiran, apa yang tidak perlu dipikirkan maka tidak perlu dipikirkan. Misal dalam hal ini adalah bagaimana memikirkan cara mencuri, tentang PKI, dan lain-lain. Atau yang terkadang kebablasan adalah memikirkan bagaimana Tuhan maka seorang dalam hal ini perlu tahu bagaimana aturan dalam berfikir, yaitu pada batas tertentu. Dan perlu membentuk hubungan, struktur bangunan pikiran. Sehingga ketika melihat bisa melihat dengan sejelas-jelasnya, dan terlebih bisa dengan mata hati. Begitu pula dengan pikiran. Semisal seorang muslim maka tata cara yang riil dalam hal ini adalah:

1.      Tetapkan niat, jadikan hati sebagai komandan masing-masing. Berdoa lah
2.   Alat membaca adalah membaca, sehingga orang yang kurang membaca akan berbahaya dalam berfilsafat. jika dikatakan bahwa filsafat berbeda-beda maka benar karena orang yang berfilsafat itu merefleksikan diri masing-masing, sehingga ketika seorang memaksa dalam fikiran orang lain, maka sudah masuk pada motif. Sehingga dalam berfilsafat profesional itu adalah belajar, sehingga seorang yang proofesional dalam mempelajari filsafat adalah yang mampu belajar pada para filususf, mempelajari apa yang telah mereka bangun, dan tolok ukur adalah fikiran para filusuf berdasar prinsip-prinsip dasar yang sudah difikirkan sejak dulu dan sudah ditemuka para filusuf, misal sifat dunia ada yang tetap dan ada yang berubah bernteraksi satu dengan yang lain. Misal aku menyebut diriku yang bersifat tetap tidak bisa memastikan 1000 pangkat 1000.

Permasalahan selanjutnya, dalam menasihati seorang ditinjau dari sisi mana seorang menasihati. Seorang menasihati temannya kalau ditinjau dari temannya maka temannya pun juga ingin menasihati. Sehingga yang perlu di perhatikan adalah spiritualitas, kembali pada niat dan doa yangmana Allah Yang Maha Penyayang tidak ada batasnya dengan manusia, mintalah. Memang harus tahu aturan dan batasan dalam berfikir, sehingga ketika terlalu masuk pada ranah yang bukan haknya, Kalau perlu minta maaf atas kelancangan berfikir. Sehingga cara yang bisa digunakan dalam menasihati adalah dengan cara memberi kondisi, memberi suasana. Semisal Bapak Marsigit yang ketika ke Jepang bertemu orang pakistan, yang mengikuti program JICA 3,5 bulan belajar di Jepang. Maka cara menasihati beliau adalah dengan cara Bapak Marsigit sebagai orang tua mengondisikan memberi masukan-masukan. Sehingga tercipta penerimaan dari pihak obyek yang di nasihati. Atau cerita bapak Marsigit ketika S2 beliau memulai mengenalkan diri bahwa beliau seorang Indonesia, tidak minum alkohol dan tidak makan babi. Sehingga orang-orang di sekitar yang notabene adat dan kebiasaan nya minum-minum, makan babi, pesta justru menghormati bahkan dibuatkan tempat sholat khusus. Selain dengan kata-kata dalam memberi suasana maka juga di dukung dengan teladan nayata. Misal contoh bapak marsigit, menghadirkan langsung putra-putranya agar langsung mengikuti acara ketika berangkat atau pulang dari umroh sehingga langsung tahu apa yang dilakukan orang tua, bukan Cuma cerita dan teori.

Fikiran sampai ranah yang tidak bisa digunakan karena terbatas, semisal memikirkan Tuhan maka yang perlu di tanamkan adalah fikiran digunakan untuk menjalankan syariat. Sehingga ketika dihadapkan dengan syariat maka yasudah, apa yang menjadi perintah dan larangan maka seorang tinggal melaksanakan saja. Karena naif mencari tuhan hanya lewat fikiran. Jika memikirkan pada haji saja misalnya, di masjid nabawi siapa yang sholat disana lebih banyak 500x lipat dari masjid masjid di tempat lain. Jika lewat fikiran semata maka tidak akan bisa difikirkan. Tidak sampai.

Pelajaran yang sangat berharga adalah hidup itu harus punya cita-cita, cita-cita yang paling tinggi adalah yang disesuaikan dengan sifat-sifat ajaran Allah subhanahuwata’ala. Jika sudah punya cita-cita seorang harus berikhtiar semaksimal mungkin, tapi tidak boleh dengan cara yang merugikan orang lain. Kalau sudah sampai pada hasil maka tercapai atau idak tercapai itu adalah ketentuan.


Pada prinsipnya manusia harus berada dalam kerangka kekuasaan Allah, jika tidak maka ia akan kebingungan akan rentan, misal rumah kita yang sebenar-benarnya adalah rumah di surga, rumah kita yang saat ini kita hanya main-main, sehingga yang menjadi tujuan adalah bagaimana seorang bisa kembali ke rumah yang sebenar-benarnya. Potensi negatif atau godaan setan akan sangat mudah menghinggapi, semisal kurang sabar, sombong, malas dan hal negatif lainnya. Sehingga perlu di charge lagi spiritualnya.

Mengubah Musibah menjadi Barokah

REFLEKSI 1 (kuliah 14 Februari 2017)
Oleh : Muhammad Mufti Hanafi

Mengubah Musibah menjadi Barokah

Pada perkuliahan awal ini yang Bapak Marsigit sampaikan adalah beliau memulai perkuliahan dengan menggambarkan pentingnya pendidikan karakter dalam keluarga, sebagaimana keluarga bapak Marsigit mendidik keluarganya dengan menekankan agar berpegang teguh pada agama, bersabar, tekun, bersungguh-sungguh dan istiqomah. Meskipun beliau mengatakan bahwa keluarganya belum faham syariat tapi penekanan pada akhlak yang bagus tersebut sangat penting dan berguna baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah maupun di masyarakat.

Yang kedua adalah pentingnya peran seorang istri bagi seorang suami, dalam rangka mendukung, mendorong dalam menjalankan kehidupan. Menjadi istri yang setia dalam rangka membangun keluarga yang kokoh tidak harus dengan tangan besi, justru hendaknya menjadi penyejuk, seperti mendoakan bagi keluarga, penyemangat dalam ibadah dan dengan akhlak yang bagus. Hal ini secara tidak langsung akan menjadi pelajaran bagi anak-anak. Kesabaran dan keikhlasan orang tua akan menurun kepada anak-anaknya, hal seperti ini juga termasuk memelihara keluarga. Begitulah seharusnya seorang muslim, memberi perhatian lebih kepada pendidikan karakter keluarga. Keluarga bisa menjadi penghangat dan penyemangat, seperti pak marsigit mengisahkan perjalanannya S2 ketika disana yang menjadi harapan adalah agar bisa pulang, ini bisa jadi karena doa istri.

Kemudian bapak Marsigit menjelaskan bahwa ilmu filsafat dalam melihat tidak hanya dipandang dari satu sisi, sebagaimana dunia ini berstruktur, seperti didengar itu juga bermacam-macam. Dalam masalah pikiran seorang bisa memikirkan orang lain, misal mengungkapkan apa yang menjadi pikiran yang sudah dipelajari. Contoh nyata yang diajarkan pak Marsigit adalah menuliskan kedalam blognya. Namun pada urusan hati dikembalikan pada masing-masing terserah pembaca apakah menerima atau menolaknya. Dalam tataran contoh merefleksikan spiritual hingga pada batas tertentu maka biarkan seorang memilih kebaikannya masing-masing.

Karena dengan kita menuangkan pikiran akan memberikan arti pentingnya mengubah persepsi yang tadinya musibah menjadi barokah. Pentingnya menyucikan diri baik dalam hati maupun suci fisik. Misal seorang yang hendak sholat, maka ia menyucikan fisiknya dengan berwudhu, atau ketika seorang berdosa kemudian seorang melaksanakan sholat taubat atau sholat sunnah wudhu. Beliau menceritakan pengalaman ketika Umroh yang sangat banyak keanekaragaman hal yang sebenarnya bisa di lakukan masing-masing namun di Indonesia banyak di pertentangkan, semisal menggunakan celana diatas mata kaki, pakai jubah atau perempuan di Saudi juga banak yang menggunakan penutup muka(niqab) bagi wanita.

Dalam menghadapi suatu masalah seorang harus yakin bahwa Allah selalu telah menyiapkan solusi pada kondisi apapun, seperti seorang yang harus mengambil kuliah ulang, terkadang seorang merasa seperti langit runtuh, padahal masih ada solusi. Contoh lain, karena bapak Marsigit netral dalam menyikapi perbedaan di kampung maka beliau justru bisa masuk kemanapun dan tidak terikat macam-macam tradisi di kampung, atau ketika beliau mengadakan acara, yang biasanya terkotak-kotak akhirnya beliau justru bisa mengundang dan mengumpulkan dari semua lapisan masyarakat. Karena beliau beranggapan seorang beramal baik tidak perlu melihat atau bertujuan anggapan baik orang lain atau agar orang lain bersikap yang kita inginkan. Maka ini menjadi solusi.

Kemudian bapak Marsigit menekankan pentingnya dzikir dan doa.
Maghrib sampai isya habis shoat jamaah selalu ngaji, keluarga menjadi barokah. Penekanan pentingnya beribadah sehingga tercipta nuansa yang sangat bermanfaat. Tips beliau dalam menasihati ketika seorang diajak terlibat langsung akan sangat berbeda dengan yang hanya teori ceramah semata. Karena seorang mencari barokah harus membutuhkan proses dan persiapan, begitu pula seorang yang ingin mencapai kesuksesan harus mengubah perilaku kepada ikhtiar yang maksimal lagi.

Allah itu sangat mudah memberi solusi pada hambanya, secara psikologi pikiran manusia dalam masyarakat spontan alamiah menjadi barokah. Kemarin Pak Marsigit pergi ke tanah suci beliau menggambarkan seperti bayi yang baru lahir. Dalam ranah status sosial pun akan berbeda tergantung ruang dan waktu. Misal di kampus seorang sebagai dekan, sebagai rektor atau seorang profesor ketika di masyarakat kampung panggilannya tetap ‘pak’ buakan lagi pak dekan, bahkan yang tertinggi derajatnya adalah pak Kiyahi(yang dihormati). Bermula dari persepsi maka seorang harus tahu pentingnya mengubah adat yang kurang bermanfaat menjadi adat yang bagus, sehingga meski adat akan bisa menjadi barokah, mencari barokah dengan barokah, mencari modal dengan modal.

Pak Marsigit membagi pengalaman yang sangat bermanfaat khususnya yang belum pernah pergi ke tanah suci, beliau menceritakan kronologi detail mulai dari berangkat sampai selesai rangkaian ibadah umroh. Mulai dari Madinah, masjid nabawi, ke Makah, mencium hajar aswad, thowaf, sholat di belakang maqom ibrahim, sai dan di sana apa yang diinginkan bisa saja terjadi, seperti yang ingin mati di kakbah mati betul terkena hukuman pemerintah Saudi. Bagi perefleksi ini adalah gaya mengajar yang bagus, yakni memberikan gambaran nyata bagi siswa apa yang menjadi pengalaman. Terlebih lagi di Roudhoh, ka’bah seperti pak marsigit senantiasa mempertahankan seperti melihat langsung. Sayang kalau di lupakan, sehingga efeknya kalau sebelumnya tidak kini beliau merutinkan sholat wajib berjamaah.


Yang tadinya kita berfikir kuliah ini musibah kita menjadi berfikir bahwa kuliah ini barokah.

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

Jawaban dari ujian Soal-soal Filsafat Pendidikan Matematika

Filsafat Matematika dan Pendidikan Matematika: Jawaban dari ujian Soal-soal Filsafat Pendidikan Matematika 1.       Ontologi Matematika...